Cari Blog Ini

Selasa, 08 Oktober 2013

5 Jajanan Berbahaya di Sekitar Sekolah

Fakta dan Mitos - Masalah pada jajanan anak yang biasanya dijual di sekitar areal sekolah berkutat pada penggunaan bahan berbahaya (bukan untuk dikonsumsi), penggunaan bahan makanan aditif dalam jumlah yang berlebih, higienitas atau kebersihannya dan cara pengemasan yang sembarangan. Tidak jarang karena salahsatu faktor tersebut atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut, anak-anak yang kurang waspada terhadap jajanan menjadi sakit bahkan menderita keracunan.

Berikut beberapa jajanan yang disukai anak yang sering dijajakan oleh pedagang di sekitar areal sekolah yang perlu diwaspadai :

1. Jajanan Es
Hasil survey Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap jajanan anak di areal sekolah sejak tahun 2009 s.d. 2013, terungkap bahwa jajanan es adalah yang paling banyak tercemar mikroba atau bakteri. Penyebab utamanya adalah bahan baku pembuatan es yang tidak memenuhi standar kebersihan misalnya berasal dari es balok yang memang bukan untuk dikonsumsi atau es yang dibuat dari air mentah. Selain itu cara pengolahan dan tempat jajanan es yang tidak memperhatikan kebersihan. Jajanan es yang banyak digemari anak-anak adalah berupa es sirup, juz dan jeli. Jajanan es makin berbahaya karena biasanya menggunakan pemanis buatan dalam jumlah yang banyak dan juga penggunaan pewarna tekstil yang mencolok untuk menarik minat anak-anak.

2. Jajanan Berwarna Mencolok
Kesukaan anak pada warna-warna yang terang dan mencolok membuat beberapa pedagang jajanan anak lebih memilih menggunakan pewarna tekstil karena harganya lebih murah dan warna yang dihasilkan sangat mencolok dibanding pewarna makanan alami. Pewarna tekstil sering digunakan baik untuk makanan maupun minuman. Akumulasi bahan kimia dari pewarna tekstil pada tubuh dalam jangka panjang akan berakibat buruk pada kesehatan dan akan menyebabkan penyakit yang berbahaya seperti kanker. Anak-anak harus diberitahu agar tidak mudah tertarik dan lebih baik menghindari jajanan yang berwarna mencolok baik berupa makanan maupun minuman.

3. Gorengan
Beberapa waktu lalu media banyak memberitakan mengenai pembuatan gorengan yang melarutkan plastik pembungkus minyak curah dengan maksud membuat gorengan lebih gurih dan tahan lama. Plastik jelas bukan bahan makanan dan tidak boleh dikonsumsi karena mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu seringkali minyak yang digunakan untuk membuat gorengan berwarna hitam karena terlalu sering dipakai. Hal ini jelas sangat tidak sehat karena minyak goreng yang telah dipakai/dipanaskan berulangkali akan berubah menjadi minyak jenuh yang tidak baik bagi kesehatan.

4. Jajanan tanpa kemasan/dibiarkan terbuka dan kemasan yang buruk
Meskipun jajanan sehat dan dari bahan makanan yang alami, namun jika dibiarkan terlalu lama terbuka akan rentan terkontaminasi dengan berbagai kotoran/kuman baik yang berasal dari udara ataupun dari hewan-hewan yang hinggap seperti lalat, nyamuk, cicak bahkan kecoa. Mengkonsumsi makanan yang terbuka rentan membuat terserang sakit perut, diare bahkan keracunan.

5. Makanan yang dibungkus dengan kemasan tidak sehat atau kurang bersih juga akan berakibat buruk pada kesehatan anak. Hindari membeli makanan yang dibungkus dengan kantong kresek, kertas koran, kertas berpemutih atau kertas bekas yang banyak tulisan tintanya.

Masih banyak jajanan anak yang patut diwaspadai agar tidak mengganggu kesehatan anak terutama karena menggunakan zat kimia yang berbahaya yang dicampurkan pada makanan dengan maksud agar lebih menarik perhatian anak dan makanan yang dijual lebih awet dan tahan lama sehingga tidak merugikan pedagang. Bila memungkinkan, maka lebih baik menghindari jajan di sekolah dengan cara membawa bekal atau hanya membeli makanan yang terjamin kesehatannya karena diawasi oleh pihak sekolah seperti yang disediakan oleh kantin/katering di sekolah.

Perlu diingat juga bahwa tidak semua pedagang jajanan anak yang berlaku curang dan tidak peduli dengan kesehatan dan keselamatan anak-anak. Masih banyak pedagang jajanan anak yang jujur dan bertanggungjawab sehingga tetap menjual makanan yang sehat dan aman bagi anak-anak. Namun kewajiban orang tua dan guru untuk memberitahu anak-anak mengenai jajanan yang patut diwaspadai sehingga lebih berhati-hati dan selektif bila hendak jajan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar